KONDISI PERIKANAN DI INDONESIA SELAMA PANDEMI CORONA
KONDISI PERIKANAN DI INDONESIA SELAMA PANDEMI CORONA
Pandemi corona yang melanda Indonesia selama kurang lebih empat bulan ternyata memang berdampak secara signifikan di berbagai sektor, salah satunya adalah dalam sektor kelautan dan perikanan. Merebaknya wabah Covid-19 menjadikan pemerintah terus menghimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Bahkan pemerintah memperkuat himbauan tersebut dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah RI Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Beberapa pemerintah daerah sudah mengimplementasikan kebijakan tersebut guna menekan laju penyebaran Covid-19 di daerahnya masing-masing. Namun demikian sejak merebaknya Covid-19 sebagian masyarakat sudah banyak yang mengurangi aktivitas diluar rumah. Menurunnya aktivitas masyarakat diluar rumah, baik untuk bekerja ataupun untuk sekedar liburan bersama keluarga dan kolega akan berdampak pada penurunan permintaan bahan makanan yang umumnya dikonsumsi ketika berkumpul bersama keluarga dan kolega tersebut, termasuk ikan hasil tangkapan nelayan dan budidaya ikan. Berdasarkan hal tersebut apabila hal ini berlangsung cukup lama maka akan berdampak terhadap serapan hasil produksi ikan dari para nelayan dan pembudidaya ikan, terutama nelayan dan pembudidaya ikan kecil.
Oleh karena itu diperlukan identifikasi dampak kebijakan Covid-19 terhadap pelaku perikanan guna memitigasi langkah strategis yang dilakukan untuk mencegah keterpurukan sektor perikanan. Namun demikian karena keterbatasan waktu dan sumberdaya, identifikasi ini dilakukan melalui telaah laporan media online terkait dampak Covid-19 terhadap sektor perikanan. Metode yang digunakan dalam identifikasi ini adalah menggunakan mesin pencari google dengan kata kunci Covid-19, Produksi Ikan, Sektor Perikanan, Nelayan dan Pembudidaya Ikan. Hasil identifikasi ini hanya menggambarkan sebagian kecil dari dampak Covid-19 terhadap sektor perikanan. Hal ini disebabkan keterbatasan metode identifikasi yang hanya melalui pemberitaan media masa online. Sementara tidak semua wilayah di Indonesia tercover oleh pemberitaan media online. Namun hasil identifikasi ini dapat digunakan sebagai bahan awal untuk melakukan identifikasi lebih luas.
Berdasarkan hasil identifikasi terlihat bahwa wabah Covid-19 telah berdampak pada para pelaku perikanan nasional. Sebagian besar laporan media online menyatakan terjadi penurunan harga ikan ditingkat nelayan dan para pedagang ikan. Penurunan harga ikan tersebut dipicu oleh menurunnya tingkat permintaan para konsumen rumah tangga dan para eksportir. Akibatnya dibeberapa daerah para nelayan sudah menghentikan aktivitas penangkapannya karena khawatir hasil produksinya tidak terserap pasar. Aktivitas pasar-pasar ikan disebagian besar wilayah dalam beberapa waktu terakhir sudah mengalami ninja pomboli yang mengakibatkan ikan banyak menumpuk di pasar. Para pembeli yang sebelumnya banyak langsung mendatangi pasar-pasar ikan, sejak merebaknya wabah Covid-19 banyak mengurangi aktivitas diluar rumah, termasuk membeli ikan ke pasar. Terlebih pemerintah sudah menyerukan physical distancing dan social distancing guna menekan laju penyebaran Covid-19.
Dilihat dari data BPS (2020) terlihat bahwa penurunan harga ikan sudah terjadi dalam dua bulan terakhir. Akibatnya Nilai tukar sektor perikanan sejak Januari 2020 terus mengalami penurunan. Pada Maret 2020, Nilai Tukar Perikanan (NTP) turun sebesar 0,35 % dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 100,65 (Februari 2020) menjadi 100,30 (Maret 2020). BPS (2020) menjelaskan bahwa penurunan NTP tersebut terjadi karena indeks yang diterima (IL) nelayan dan pembudidaya ikan turun sebesar 0,24 persen, sedangkan indeks yang dibayar (lb) nelayan dan pembudidaya ikan naik sebesar 0,11 persen. Penurunan It disebabkan oleh turunnya harga berbagai komoditas di kegiatan perikanan tangkap dan perikanan budidaya. It kegiatan perikanan tangkap (khususnya komoditas ikan kembung dan ikan gabus) secara rata-rata turun sebesar 0,18 persen, sementara itu It kegiatan perikanan budidaya (khususnya komoditas bandeng payau dan udang payau) secara rata-rata turun sebesar 0,33 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks kelompok kebutuhan rumah tangga (KRT) dan kelompok BPPBM, masing-masing sebesar 0,16 persen dan 0,07 persen.
Maka dari itu di masa sekarang penting bagi kita untuk menjaga daya tahan tubuh dengan tetap selalu mengunsumsi makanan yang bergizi seperti ikan, namun kita harus tetap memperhatikan dan mematuhi protokol kesehatan dalam melakukan aktifitas khususnya saat diluar rumah.
Sumber : https://suhana.web.id/2020/04/17/dampak-covid-19-terhadap-pelaku-perikanan-lokal/
https://www.mongabay.co.id/2020/03/30/ini-strategi-lindungi-nelayan-dan-pembudi-daya-ikan-dari-dampak-wabah-covid-19/
Komentar
Posting Komentar